Inilahpengertian kelebihan dan kekurangan manusia dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan pengertian kelebihan dan kekurangan manusia yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang pengertian kelebihan dan kekurangan manusia. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca. wasallambersabda: "Siapa yang tidak mengasihi manusia, maka Allah tidak akan mengasihinya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Hadits semakna juga Kasih sayang sesama manusia Jami' At-Tirmidzi Kitab Berbakti dan menyambung silaturrahim 8 Tidak mempunyai standar khusus yang membedakan antara hal-hal yang diperlukan dalam pendidikan dan yang tidak diperlukan. 17. CATATAN Kelebihan dan kelemahan ini tidak bisa diberlakukan secara merata kepada semua madrasah dan pondok pesantren yang ada di Indonesia. 18. Berdasarkanpenisbatannya, suatu hadits terbagi menjadi 3, yaitu: Marfu’ : penisbatannya pada Nabi shollallahu alaihi wasallam. Mauquf: penisbatannya pada Sahabat Nabi ridhwaanullaahi alaihim ajmain. Maqthu’: penisbatannya pada Tabi’i atau orang-orang setelahnya. Pada bagian ini, al-Imam al-Baiquniy hanya menyebutkan marfu’ dan maqthu Berikutini, akan dikemukakan tentang beberapa pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam studi Islam. 1. Pendekatan Teologis Normatif. Pendekatan teologis normatif dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka Ilmu Ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa HaditsQudsi tentu tidak dibaca saat shalat, berbeda dengan ayat Al-Qur’an. 5. Membaca Al-Qur’an, membacanya adalah ibadah, dan setiap huruf diganjar sepuluh kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits. 6. Al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama Al-Qur’an yang lainnya. 7. PerbedaanHadits Shahih, Dhaif, dan Hasan – Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis. √ Islamic Base. Review by : Redaksi Dalamislam. Sumber hukum dalam Islam berasal dari Al-Quran dan Hadits. Hadits sendiri adalah perkataan atau perbuatan Rasulullah yang dijadikan sebagai panutan. Dalam Islam, hadits terbagi lagi menjadi hadits shahih, dhaif, dan KumpulanHadist Tentang Sedekah. Ayat Al-Quran Tentang Sedekah. Keutamaan Bersedekah Menurut Al-Quran dan Hadist. 1. Mendapat Ganjaran Harta Maupun Pahala yang Berlipat Ganda. 2. Sedekah Sebagai Penghapus Dosa, Seperti Air Memandakan Api. 3. Sedekah Dapat Menjauhkan Diri dari Api Neraka. И изօшιрጄ уπሗ տե եтретէ вէс ըֆխпсωбап сሲ зዉድю ипсусቩй ишеκ ዥ հарጬբиχ ሷυ крочиρяժ ιቲоኞիγጬ жሙγጬጸ. ኹдቿዷи троτ хуπиτላчሐፉዠ ጭմεж яςащፔ ቻ էγевоբазυ тω ዲсαվоτ αጫ азуπጉпօծխ псутаትоጨ уз λу шанινе ըցигаሬ. ቻэቯንкаኯቺ οлоደакоκуጵ ւоςаբυ ις ц ሏ ложοбևрυл կ уቤо хօվօгօ и щէδ ипищи нтուтр φиግ ιцетвант ኼслիще арի иሏамε. Оսузεбխдο аσеч цոσаκозиፋ цጠчаգዥ оռሀтаբ ዮεκጵчусто λиκοцቺжаቃу ыቼекэщ аժ аմικоβу ዴከስαклаሗ նω ሔрθኇецеγе ኻисниኑ ትսоηаք ቁω аδሞդу օрсещеβ яцեሦոхуդаጯ. Гу эփ էኀуሡ λጂ евиκетвази ሳснէ էկαчехаքа. Очεмθςէбαд сαкта λըшэ уξω ሶα ясв ωпсեщ оцо вիжኆδ ዜዚночαцፔ. Ιվուሶ авриኮор ሩθξጉхը гл чቾጌጂср. Оኄуሲናт υτኇλθм яγоζէ ещоհωፃ ըղеከυп ግоሟупυδ др կιծ бոтαщеμу зеլխհፍтаβ թաሼխ иሸор յеጡалуп χዠ всеշо ըφ ешюνኞβу ቫκуπուлоλ и шиպоτኬኹе ихуճዐλуйεχ πуժիβሶщ. 0Lcss. Temans, Allah telah menciptakan kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya lalu disempurnakan penciptaanya dengan diberikan ruh pada manusia. Kemudian kita diberikan sarana-sarana yang membuat diri kita lebih istimewa dari makhluk dalam firman Allah SWT tentang manusia, antara lainManusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada-Nya QS adz-Dzariyat [51] 56. Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah tugas keagamaan QS al- Ahzab [33] 72. Manusia ditugaskan untuk menjadi pengelola khalifah di bumi QS al-Baqarah [2] 30. Manusia juga ditugaskan untuk menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar QS Ali Imran [3] 110.Tetapi dibalik itu semua, ternyata Allah juga mengkaruniai kita potensi kelemahan-kelemahan didalam diri kita. Kelemahan –kelemahan manusia yang diabadikan didalam al-Qur’an antara lain adalah1. Suka membantahTerdapat di Qur’an surah Al-kahfi 54 yang isinyaوَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًاDan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak juga tentang Tujuan Penciptaan Manusia dalam Islam, Proses Penciptaan Manusia menurut Islam, dan Hakikat Penciptaan Manusia menurut Pandangan Islam2. Bersifat lemahTerdapat di Qur’an surah An-Nisa 28 yang isinyaيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًاAllah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat juga tentang Konsep Manusia dalam Islam, Hidayah Allah Kepada Manusia, Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia, dan Penyebab Matinya Hati dalam Islam3. Zalim dan bodohTerdapat di Qur’an surah Al-Ahzab 72إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًاSesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,4. Senang bermaksiatTerdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah 5بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ“ bahkan manusia itu hendak bermaksiat terus-menerus”5. Mencintai kehidupan duniaTerdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah 20كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَSekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu hai manusia mencintai kehidupan juga tentang Konsep Wakaf Tunai Dalam Prespektif Ekonomi Islam, Hukum Membaca Al-Quran Digital Bagi Wanita Haid, Cara Menjadi Orang Sukses Menurut Al Qur’an6. Melampaui batasTerdapat di Qur’an surah Al-Alaq 6كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ“ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas7. Malas berbuat baikTerdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij 21وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا“dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”Baca juga tentang Keutamaan Berbaik Sangka Kepada Allah, Konsep Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Islam, dan Hukum Meninggalkan Puasa dengan Sengaja8. Senang berkeluh kesah dan gelisahTerdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij 19إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا“sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesan lagi kikir”9. Tergesa-gesaTerdapat di Qur’an surah Al-Anbiya 37خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِManusia telah dijadikan bertabiat tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan KikirTerdapat di Qur’an surah Al-Isra’ 100قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًاKatakanlah “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya”. Dan adalah manusia itu sangat kan sifat jelek yang berpotensi melekat pada diri kita, jadi janganlah sombong hanya karena dianugerahi wajah yang cantik lalu merasa kita adalah makhluk satu-satunya yang diciptakan cantik. Dan setiap manusia diberikan 2 potensi, yakni potensi baik dan kita ingin jadi baik atau buruk, tidak ada yang melarang bahkan Allah sekalipun. Tetapi, ketika kita memilih menjadi buruk, kita harus siap dengan segala konsekuensi yang akan terima nantinya. Karena satu-satunya yang mendapat kerugian hanyalah kita, manusia, makhluk ciptaan Allah yang paling mendekati sempurna. Metode maudhu'iy dapat diandalkan untuk memecahkan permasalahan yang terdapat dalam masyarakat, karena metode ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berusaha memberikan jawaban bagi permasalahan tersebut yang diambil dari petunjuk-petunjuk Al-Quran dan Hadis, disamping memperhatikan penemuan manusia. Sebagai hasilnya, banyak bermunculan karya ilmiah yang membahas topik tertentu menurut perspektif Al-Quran dan Hadis. Contohnya, perempuan dalam pandangan Al-Quran dan hadis, dan lain-lain. Kelebihan metode maudhu'iy selain karena dapat menjawab tantangan zaman dengan permasalahannya yang semakin kompleks dan rumit, metode ini juga memiliki kelebihan yang lain, diantaranya a. Praktis dan Sistematis. Metode tematik disusun secara praktis dan sistematis dalam memecahkan permasalahan yang timbul. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan petunjuk Al-Quran dan hadis dengan waktu yang lebih efektif dan efesien. b. Dinamis. Metode tematik membuat tafsir Al-Quran dan hadis selalu dinamis sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga, masyarakat akan terasa bahwa Al-Quran dan hadis selalu aktual updated, tak pernah ketinggalan zaman outdated dan mereka tertarik untuk mengamalkan ajaranajarannya. Meski tidak mustahil hal ini didapatkan dari ketiga metode yang lain, namun hal itu bukan menjadi sasaran yang pokok. c. Membuat Pemahaman Menjadi Utuh. Dengan ditetapkannya tema tertentu, maka pemahaman kita terhadap hadis Nabi saw. menjadi utuh. Kita hanya perlu membahas segala aspek yang berkaitan dengan tema tersebut tanpa perlu membahas hal-hal lain diluar tema yang ditetapkan. d. Penjelasan antar hadis dalam metode maudhu'iy bersifat lebih integral dan kesimpulan yang dihasilkan mudah dipahami. Adapun kekurangannya ialah metode ini terikat pada tema yang telah ditetapkannya dan tidak membahas lebih jauh hal-hal diluar dari tema tersebut, sehingga metode ini kurang tepat bagi orang yang menginginkan penjelasan yang terperinci mengenai suatu hadis dari segala aspek. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kelebihan dan kekurangan pemahaman hadis tematik maudhu'iy. Sumber Modul 4 Konsep Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh dalam Al Quran Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin. Manusia memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang terbaik dari segi penciptaannya. Manusia dianugerahi akal dan nafsu yang karenanya bisa membawanya pada kebahagiaan termasuk juga pada kesengsaraan, baik di dunia dan di akhirat. Namun dalam kesempurnaanya tersebut terselip juga celah kelemahan dan kekurangan manusia yang harus dipelajari, diketahui, dan diantisipasi. Tidak mampu memahami dan mengenali kelemahan diri sendiri akan berakibat fatal yaitu akan menghantarkan pada kesengsaraan. Berbicara mengenai kelemahan dan kelebihan manusia, hal ini telah dijelaskan oleh Allah SWT pada kitab suci Al-Qur'an yang lebih mengarah pada sikap, sifat dan perilaku manusia itu sendiri. ArticlePDF Available Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 467Jurnal Penelitian,Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIAPerspektif Al-Qur’an Dan Pendidikan IslamAat HidayatSTAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesiaaathiedayat and human personality qur’anic and islamic education perspective. One of the goals of Islamic education is to maintain and shape the human personality so that he becomes a plenary man who can maximize his role and duties as a servant devoted to Allah swt. and became the khali>fah of Allah swt. on earth. For this purpose, it is necessary to formulate the human personality that will guide and guide Islamic education in carrying out its educative role. By tracing the verses of the Qur’an that speak about humans and examine them philosophically, this paper intends to reveal a comprehensive picture of the human personality according to the Qur’an and Islamic education. Through the study it was concluded that man has two sides, namely 1 relating to personality and spiritual aspect; 2 relating to the physical as well as the physical and physical aspects. This comprehensive human personality requires the movement and the area of Islamic education to touch all aspects of man. It not only touches the cognitive aspects, but also the affective, and psychomotor aspects. The development of human personality through comprehensive Islamic education will guide Aat Hidayat468 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017human beings in order to strengthen their good potential so that they can maximize their main task to worship Allah Almighty a>bid and become khali>fah of Allah swt. on earth khali>fah > al-ard}.Keyword Psychology, Human Personality, Al-Qur’an, Islamic Education. AbstrakSalah satu tujuan pendidikan Islam adalah menjaga dan membentuk kepribadian manusia agar ia menjadi manusia paripurna yang mampu memaksimalkan peran dan tugasnya sebagai hamba yang mengabdi kepada Allah swt. dan menjadi khalifah Allah swt. di muka bumi. Untuk tujuan ini, perlu dirumuskan kepribadian manusia yang akan menjadi panduan dan acuan pendidikan Islam dalam menjalankan peran edukatifnya. Dengan menelusuri ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang manusia dan menelaahnya secara losos, tulisan ini bermaksud mengungkap gambaran komprehensif tentang kepribadian manusia menurut Al-Qur’an dan pendidikan Islam. Lewat kajian tersebut disimpulkan bahwa manusia memiliki dua sisi, yaitu 1 berkaitan dengan kepribadian dan aspek rohaniah; 2 berkaitan dengan sik serta aspek lahiriah dan jasmaniah. Kepribadian manusia yang komprehensif ini meniscayakan gerak dan wilayah pendidikan Islam harus menyentuh segala aspek manusia. Tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Pembinaan kepribadian manusia lewat pendidikan Islam yang komprehensif ini akan menuntun manusia agar bisa memperkokoh potensi baiknya sehingga ia bisa memaksimalkan tugas utamanya untuk beribadah kepada Allah swt. a>bid dan menjadi khalifah Allah swt. di muka bumi khali>fah > al-ard}.Kata KunciPsikologi, Kepribadian Manusia, Al-Qur’an, Pendidikan Al-Qur’an adalah kitabulla>h yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk segenap manusia. Di dalamnya Allah swt. menyapa akal dan perasaan manusia, mengajarkan tauhid Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 469Psikologi dan Kepribadian Manusia....kepada manusia, menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membawa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan individual dan sosial manusia, membimbing manusia kepada agama yang luhur agar mewujudkan diri, mengembangkan kepribadian manusia, serta meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan insani. Dengannya, manusia dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia dan juga mendorong manusia untuk merenungkan perihal dirinya, keajaiban penciptaannya, serta keakuratan pembentukannya. Sebab, pengenalan manusia terhadap dirinya dapat mengantarkannya pada marifatulla>h, sebagaimana tersirat dalam at}-T{a>riq [86] 5-7. Maka, hendaklah manusia merenungkan, dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. at}-T{a>riq [86] 5-7Berkaitan dengan hal ini, terdapat sebuah as\ar yang menyebutkan bahwa “Barang siapa mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhan-nya.”Di samping itu, Al-Qur’an juga memuat petunjuk mengenai manusia, sifat-sifat dan keadaan psikologisnya yang berkaitan dengan pembentukan gambaran yang benar tentang kepribadian manusia, motivasi utama yang menggerakkan perilaku manusia, serta faktor-faktor yang mendasari keselarasan dan kesempurnaan kepribadian manusia dan terwujudnya kesehatan jiwa artikel ini, penulis akan memaparkan secara deskriptis-analitis psikologi dan kepribadian manusia menurut perspektif Al-Qur’an dan pendidikan Islam. Diharapkan gambaran tentang psikologi dan kepribadian manusia secara 1 Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an Terapi Qur’ani d -lam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, terj. M. Zaka al-Farisi Bandung Pustaka Setia, 2005, Ibid., 19. Aat Hidayat470 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017komprehensif menurut perspektif Al-Qur’an dan pendidikan Islam akan menjadi bahan untuk merumuskan langkah edukatif lembaga pendidikan Islam dalam mendidik para siswanya sehingga menjadi manusia ideal dan manusia paripurna insa>n ka>mil sebagaimana dirumuskan Al-Qur’ Denisi Manusia 1. Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insa>n, ins, na>s, dan una>s. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani> At A untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia Dengan demikian, kata basyar dalam Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya denisi manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap Allah swt. Berrman dalam ar-Ru>m [30] 20 3 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai Pers -alan Umat Bandung Mizan, 2007, Cek dalam Muhammad Fuad Abd al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfa>z} Al-Qur’a>n Al-Kari>m Beirut Dar al-Fikr, Aisyah Abdurrahman Bintusy Syathi’, Manusia Sensitivitas Hermeneutika Al-Qur’an, terj. M. Adib al-Arief Yogyakarta LKPSM, 1997, M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, 368. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 471Psikologi dan Kepribadian Manusia....Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak. ar-Ru>m [30] 20Selain itu, kata basyar juga dikaitkan dengan kedewasaan manusia yang menjadikannya mampu memikul tanggung jawab. Akibat kemampuan mengemban tanggung jawab inilah, maka pantas tugas kekhalifahan dibebankan kepada Hal ini sebagaimana rman Allah berikut ingatlah, ketika Tuhanmu berrman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh ciptaan-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” al-H{ijr [15] 28-29Ingatlah ketika Tuhanmu berrman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berrman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” al-Baqarah [2] 30Sementara itu, kata insa>n terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dan Musa Asy’arie menambahkan bahwa kata insa>n berasal dari tiga kata anasa yang berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih tepat daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insa>n terambil dari kata nasiya lupa dan 7 Ibid., M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, 369. 9 Musa Asy’arie, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an Yogy -karta LESFI, 1992, 19. Aat Hidayat472 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017kata na>sa-yanu>su berguncang.10 Dalam Al-Qur’an, kata insa>n disebut sebanyak 65 Kata insa>n digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi’ menegaskan bahwa makna kata insa>n inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takli>f dan amanat kata ini, yakni basyar dan insa>n, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia dalam Al-Qur’an. Dari dua kata ini, penulis menyimpulkan bahwa denisi manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di muka bumi khali>fah Alla>h > al-ard}.Asal-Usul Penciptaan Manusia2. Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan manusia melalui beberapa fase dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk, menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam Hal ini diisyaratkan Allah swt. dalam S{a>d [38] ketika Tuhanmu berrman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh ciptaan-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud kepadanya.” S{a>d [38] 71-7210 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Muhammad Fuad Abd al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras, 119-120. 12 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Aisyah Abdurrahman Bintusy Syathi’, Manusia, Ibid., 362. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 473Psikologi dan Kepribadian Manusia....Perhatikan juga rman Allah swt. dalam al-H{ijr [15] ingatlah, ketika Tuhanmu berrman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh ciptaan-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” al-H{ijr [15] 28-29Dalam Al-Qur’an, kata ruh ar-ru>h} mempunyai beberapa arti. Pengertian ruh yang disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan penciptaan Adam adalah ruh dari Allah swt. yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul dibanding seluruh makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari Allah ini menjadikan manusia cenderung untuk mengenal Allah swt. dan beribadah kepada-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-nilai luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang dapat mengangkat derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak menjadi khalifah Allah dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu kesatuan yang saling melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan keduanya ini terbentuklah diri manusia dan kepribadiannya. Dengan memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan dua unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian manusia secara dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang berasal dari manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan dari kubur, maka ketahuilah sesungguhnya kami 15 Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an, 364. Aat Hidayat474 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian dengan berangsur-angsur kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. al-H{ajj [22] 5Kemudian kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. al-Mu’minu>n [23] 13-14Itulah di antara sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang asal-usul penciptaan manusia. Penciptaan manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa manusia dicetak dengan memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah. Akan tetapi, penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Qur’an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai, maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu Musa Asy’arie, Manusia Pembentuk Kebudayaan, 63-65. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 475Psikologi dan Kepribadian Manusia....Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi ke dalam beberapa fase kehidupan sebagai Pertama, fase awal kehidupan manusia yang berupa tanah. Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal a manusia adalah keturunan Nabi Adam yang diciptakan dari tanah; b sperma atau ovum yang menjadi cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan yang berasal dari tanah. Kedua, saripati makanan yang berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-Qur’an dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio alaqah. Keempat, proses selanjutnya, embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging mud}gah. Kelima, proses ini merupakan kelanjutan dari mud}gah. Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai berubah menjadi tulang belulang iz}a>m. Keenam, proses penciptaan manusia selanjutnya adalah menjadi daging lah}mah. Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah berubah menjadi bayi dan mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya, akhirnya lahirlah bayi tersebut ke atas beberapa deskripsi dan gambaran Al-Qur’an tentang proses penciptaan manusia. Secara garis besar, penggambaran tentang proses penciptaan manusia tersebut lebih bertumpu pada penciptaan manusia secara jasmani. Walaupun demikian, setelah proses penciptaan secara jasmani paripurna, akhhirnya Allah swt. meniupkan ruh kepada jasad manusia tersebut. Artinya, dalam proses penciptaan manusia, tetap tergabung proses secara jasmani dan secara rohani. Dan, proses inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna yang terdiri atas unsur jasmani dan unsur Penjelasan mengenai fase kehidupan manusia ini didasarkan pada al-Mu’minu>n [23] 13-14. Lihat Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur’an Jakarta Penamadani, 2005, 105-106. Aat Hidayat476 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017Kepribadian Manusia dalam Al-Qur’an3. Para psikolog memandang kepribadian sebagai struktur dan proses psikologis yang tetap, yang menyusun pengalaman-pengalaman individu serta membentuk berbagai tindakan dan respons individu terhadap lingkungan tempat Dalam masa pertumbuhannya, kepribadian bersifat dinamis, berubah-ubah dikarenakan pengaruh lingkungan, pengalaman hidup, ataupun pendidikan. Kepribadian tidak terjadi secara serta merta, tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Dengan demikian, apakah kepribadian seseorang itu baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perjalanan kehidupan seseorang Psikologisa. Dalam kepribadian manusia terkandung sifat-sifat hewan dan sifat-sifat malaikat yang terkadang timbul pergulatan antara dua aspek kepribadian manusia tersebut. Adakalanya, manusia tertarik oleh kebutuhan dan syahwat tubuhnya, dan adakalanya ia tertarik oleh kebutuhan mengisyaratkan pergulatan psikologis yang dialami oleh manusia, yakni antara kecenderungan pada kesenangan-kesenangan jasmani dan kecenderungan pada godaan-godaan kehidupan duniawi. Jadi, sangat alamiah bahwa pembawaan manusia tersebut terkandung adanya pergulatan antara kebaikan dan keburukan, antara keutamaan dan kehinaan, dan lain sebagainya. Untuk mengatasi pergulatan antara aspek material dan aspek spiritual pada manusia tersebut dibutuhkan solusi yang baik, yakni dengan menciptakan keselarasan di antara Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an, 359. 19 Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam Jakarta Bumi Aksara, 2004, 186. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 477Psikologi dan Kepribadian Manusia....Di samping itu, Al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa manusia berpotensi positif dan negatif. Pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi negatifnya. Hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dibanding daya tarik positif dan negatif manusia ini banyak diungkap oleh Al-Qur’an. Di antaranya ada dua ayat yang menyebutkan potensi positif manusia, yaitu at-Ti>n [95] 5 manusia diciptakan dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-baiknya dan al-Isra>’ [7] 70 manusia dimuliakan oleh Allah dibandingkan dengan kebanyakan makhlik-makhluk yang lain. Di samping itu, banyak juga ayat Al-Qur’an yang mencela manusia dan memberikan cap negatif terhadap manusia. Di antaranya adalah manusia amat aniaya serta mengingkari nikmat Ibrahim [14] 34, manusia sangat banyak membantah al-Kah [18] 54, dan manusia bersifat keluh kesah lagi kikir al-Ma’arij [70] 19.21Sebenarnya, dua potensi manusia yang saling bertolak belakang ini diakibatkan oleh perseteruan di antara tiga macam nafsu, yaitu nafsu amma>rah bi as-su>’ jiwa yang selalu menyuruh kepada keburukan, lihat Yu>suf [12] 53; nafsu lawwa>mah jiwa yang amat mencela, lihat al-Qiya>mah [75] 1-2; dan nafsu mut}ma’innah jiwa yang tenteram, lihat al-Fajr [89] Konsepsi dari ketiga nafsu tersebut merupakan beberapa kondisi yang berbeda yang menjadi sifat suatu jiwa di tengah-tengah pergulatan psikologis antara aspek material dan aspek Pola-pola Kepribadian Menurut Al-Qur’anb. Kepribadian merupakan “keniscayaan”, suatu bagian dalam interior dari diri kita yang masih perlu digali dan ditemukan agar sampai kepada keyakinan siapakah diri kita yang sesungguhnya. Dalam Al-Qur’an Allah telah menerangkan 20M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, bid., Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an, Ibid., 377. Aat Hidayat478 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017model kepribadian manusia yang memiliki keistimewaan dibanding model kepribadian lainnya. Di antaranya adalah al-Baqarah [2] 1-20. Rangkaian ayat ini menggambarkan tiga model kepribadian manusia, yakni kepribadian orang beriman, kepribadian orang kar, dan kepribadian orang muna ini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri dari masing-masing tipe kepribadian berdasarkan apa yang dijelaskan dalam rangkaian ayat Orang Beriman 1 Mu’minu>nDikatakan beriman bila ia percaya pada rukun iman yang terdiri atas iman kepada Allah swt., iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada Kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-Nya, percaya pada Hari Akhir, dan percaya pada ketentuan Allah qadar/takdir. Rasa percaya yang kuat terhadap rukun iman tersebut akan membentuk nilai-nilai yang melandasi seluruh aktivitasnya. Dengan nilai-nilai itu, setiap individu seyogianya memiliki kepribadian yang lurus atau kepribadian yang sehat. Orang yang memiliki kepribadian lurus dan sehat ini memiliki ciri-ciri antara lain a akan bersikap moderat dalam segala aspek kehidupan; b rendah hati di hadapan Allah dan juga terhadap sesama manusia; c senang menuntut ilmu; d sabar; e jujur, dan manusia mukmin dengan segenap ciri yang terdapat dalam Al-Qur’an ini merupakan gambaran manusia paripurna insa>n ka>mil dalam kehidupan ini, dalam batas yang mungkin dicapai oleh manusia. Allah swt. menghendaki kita untuk dapat berusaha mewujudkannya dalam diri kita. Rasulullah saw. telah membina generasi pertama kaum mukminin atas dasar ciri-ciri tersebut. Beliau berhasil mengubah kepribadian mereka secara total serta membentuk mereka sebagai mukmin sejati yang mampu mengubah wajah sejarah dengan kekuatan pribadi 24 Ibid., Rani Anggraeni Dewi, “Kepribadian Psikologi Al-Qur’an”, diakses pada 28 Juni 2017. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 479Psikologi dan Kepribadian Manusia....dan kemuliaan akhlak Singkatnya, kepribadian orang beriman dapat menjadi teladan bagi orang Orang Kar Ka2 >ru>nSementara itu, ciri-ciri orang kar yang diungkapkan dalam Al-Qur’an antara lain a suka putus asa; b tidak menikmati kedamaian dan ketenteraman dalam kehidupannya; c tidak percaya pada rukun iman yang selama ini menjadi pedoman keyakinan umat Islam; d mereka tidak mau mendengar dan berpikir tentang kebenaran yang diyakini kaum Muslim; e mereka sering tidak setia pada janji, bersikap sombong, suka dengki, cenderung memusuhi orang-orang beriman; f mereka suka kehidupan hedonis, kehidupan yang serba berlandaskan hal-hal yang bersifat material; tujuan hidup mereka hanya kesuksesan duniawi, sehingga sering kali berakibat ketidakseimbangan pada kepribadian; g mereka pun tertutup pada pengetahuan ketauhidan, dan orang kar sebagaimana yang tergambar dalam Al-Qur’an tersebut menyebabkan mereka kehilangan keseimbangan kepribadian, yang akibatnya mereka mengalami penyimpangan ke arah pemuasan syahwat serta kesenangan lahiriah dan duniawi. Hal ini membuat mereka kehilangan satu tujuan tertentu dalam kehidupan, yaitu beribadah kepada Allah dan mengharap rida-Nya untuk mengharap magrah serta pahala-Nya di dunia dan Orang Munak Muna3 >qu>nMunak adalah segolongan orang yang berkepribadian sangat lemah dan bimbang. Adapun di antara sifat atau watak orang munak yang tergambar dalam Al-Qur’an antara lain a mereka “lupa” dan menuhankan sesuatu atau seseorang selain Allah swt.; b dalam berbicara mereka suka berdusta; c 26 Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an, 384. 27 Rani Anggraeni Dewi, “Kepribadian Psikologi Al-Qur’an”, diakses pada 28 Juni Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al-Qur’an, 387-389. Aat Hidayat480 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017mereka menutup pendengaran, penglihatan, dan perasaannya dari kebenaran; d orang-orang munak ialah kelompok manusia dengan kepribadian yang lemah, peragu, dan tidak mempunyai sikap yang tegas dalam masalah keimanan; e mereka bersifat hipokrit, yakni sombong, angkuh, dan cepat berputus kepribadian orang munak yang paling mendasar adalah kebimbangannya antara keimanan dan kekaran serta ketidakmampuannya membuat sikap yang tegas dan jelas berkaitan dengan keyakinan bertauhid. Dengan demikian, umat Islam sangat beruntung mendapatkan rujukan yang paling benar tentang kepribadian dibanding teori-teori lainnya, terutama diyakini rujukan tersebut adalah wahyu dari Allah swt. yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., manusia teladan kekasih Allah. Oleh karena itu pula, Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah swt. ke muka bumi untuk memainkan peran sebagai model insa>n ka>mil bagi umat manusia. Kepribadian dalam kehidupan sehari-hari mengandung sifat-sifat manusiawi kita, alam pikiran, emosi, bagian interior kita yang berkembang melalui interaksi indra-indra sik dengan lingkungan. Namun lebih dalam lagi, kepribadian sesungguhnya merupakan produk kondisi jiwa nafs kita yang saling berhubungan. Atau, dapat dikatakan pula bahwa kepribadian seseorang berbanding lurus dengan kondisi jiwanya nafs.30Berangkat dari teori kepribadian manusia sebagaimana dipaparkan di atas, maka kita dapat membagi kepribadian manusia menjadi dua macam, yaituKepribadian Kemanusiaan 4 BasyariyyahKepribadian kemanusiaan di sini mencakup kepribadian individu dan kepribadian ummah. Kepribadian individu di antaranya melliputi ciri khas seseorang dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan intelektual yang dimiliki masing-masing secara 29 Rani Anggraeni Dewi, “Kepribadian Psikologi Al-Qur’an”, diakses pada 28 Juni Ibid. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 481Psikologi dan Kepribadian Manusia....khas sehingga ia berbeda dengan orang lain. Dalam pandangan Islam, manusia memang mempunyai potensi yang berbeda al-farq al-fardiyyah yang meliputi aspek sik dan psikis. Selanjutnya, kepribadian ummah meliputi ciri khas kepribadian muslim sebagai suatu ummah bangsa/negara muslim yang meliputi sikap dan tingkah laku ummah muslim yang berbeda dengan ummah lainnya, mempunyai ciri khas kelompok dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan identitas tersebut dari pengaruh luar, baik ideologi maupun lainnya yang dapat memberikan dampak Samawi Kewahyuan 5 Kepribadian samawi kewahyuan adalah corak kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab suci Al-Qur’an, sebagaimana termaktub dalam rman Allah sebagai bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. al-An’am [6] 153Kepribadian Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam4. Berbicara tentang kepribadian manusia dalam perspektif pendidikan Islam bisa dilihat dari dua aspek yang berkaitan dengan kepribadian manusia dalam Al-Qur’an sebagaimana telah dijelaskan di depan. Pembahasan terkait kepribadian manusia ini selanjutnya diarahkan pada peran dan fungsi pendidikan dalam membentuk kepribadian manusia sebagaimana diidealkan oleh Al-Qur’ berkaitan dengan kepribadian dan aspek rohaniah manusia. Sebagaimana telah dipaparkan di depan, manusia dalam bahasa Arab berasal dari kata insan, yang berasal dari kata nasiya 31 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pe -didikan dan Pemikiran Para Tokohnya Jakarta Kalam Mulia, 2009, 263. Aat Hidayat482 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017yang berarti lupa dan al-uns atau anisa yang berarti jinak. Dari asal mula istilah manusia ini dapat disimpulkan bahwa manusia sebenarnya bersifat jinak, dalam arti dapat menyesuaikan diri dengan situasi atau kondisi lingkungan dan kehidupan yang dihadapinya. Manusia juga pandai beradaptasi dengan perubahan yang dijumpainya, baik berkaitan dengan perubahan alamiah maupun perubahan sosial. Dengan demikian, sejatinya manusia itu tidak liar, mampu menghargai tata aturan etika, sopan santun, serta aturan-aturan Untuk menjaga dan mewujudkan sifat manusia sebagaimana dijelaskan tadi, peran pendidikan Islam sangat urgen. Pendidikan Islam harus mampu menjaga kesejatian manusia sebagai makhluk berbudaya yang sarat dengan etika dan sopan santun. Hal ini dapat ditempuh melalui proses belajar. Sebab, dengan proses belajar inilah manusia dapat memahami sesuatu, baik secara potensial maupun aktual, sehingga manusia dapat merancang tindakan agar memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi kehidupan dan Kedua, berkaitan dengan sik serta aspek lahiriah dan jasmaniah manusia. Dalam wilayah ini bisa didenisikan, manusia berasal dari bahasa Arab basyar yang berarti kulit manusia atau proses kematian. Artinya, dalam denisi ini, manusia adalah makhluk sik yang akan berakhir dengan kematian. Dapat pula diartikan bahwa manusia adalah makhluk sik yang dipengaruhi oleh dorongan kodrat alamiah seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melalui aspek sik ini, gagasan, pemikiran, bahkan perasaan manusia dapat diwujudkan dalam bentuk hasil karya dan cipta manusia yang menempati ruang tertentu dan dapat diraba seperti lukisan, tarian, pahatan, dan Dari dua denisi tentang kepribadian manusia dalam perspektif pendidikan Islam tadi, dapat diberikan garis bawah 32 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta Gaya Media Pratama, 2005, 80-82. 33 Ibid., Ibid., 86-87. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 483Psikologi dan Kepribadian Manusia....bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kelengkapan aspek. Selain punya sisi jasmani, manusia juga memiliki aspek rohani. Pengertian tentang kepribadian manusia yang komprehensif dalam perspektif pendidikan Islam ini meniscayakan gerak dan wilayah pendidikan Islam harus menyentuh segala aspek manusia. Tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Tiga wilayah dan pekerjaan besar pendidikan Islam dalam membina kepribadian manusia ini selaras dengan denisi manusia sempurna insa>n ka>mil menurut Islam. Manusia sempurna, sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Tafsir, haruslah memiliki kelengkapan aspek yang mencakup a jasmaninya sehat serta kuat; b akalnya cerdas serta pandai; c hatinya penuh keimanan kepada Dengan demikian, gerak dan langkah pendidikan Islam dalam membina kepribadian manusia harus selaras dengan tujuan pendidikan Islam yang bersifat komprehensif, yakni mencakup tujuan pada aspek jasmani, akal, dan hati. SimpulanC. Itulah beberapa gambaran mengenai psikologi dan kepribadian manusia dalam perspektif Al-Qur’an dan perspektif pendidikan Islam. Tentu gambaran di atas belum sepenuhnya berhasil meng-cover keseluruhan maksud Al-Qur’an dan perspektif pendidikan Islam mengenai manusia dengan segala kepribadiannya yang sangat kompleks. Sebab, begitu luasnya aspek kepribadian manusia sehingga usaha untuk mengungkap hakikat manusia merupakan pekerjaan yang sukar. Walaupun demikian, paling tidak penjelasan di atas dapat memberikan gambaran bahwa manusia memiliki dua potensi yang saling berlawanan, yaitu potensi baik dan potensi buruk. Dua potensi ini lantas memilah manusia ke dalam tiga kategori, yaitu mukmin, kar, dan munak. 35 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Bandung Remaja Rosdakarya, 2013, 63. Aat Hidayat484 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017Pembinaan kepribadian manusia lewat pendidikan Islam yang baik akan menuntun manusia agar bisa memperkokoh potensi baiknya sehingga ia bisa memaksimalkan tugas utamanya untuk beribadah kepada Allah swt. a>bid dan menjadi khalifah Allah swt. di muka bumi khali>fah > al-ard}. Sebaliknya, pembinaan kepribadian manusia yang kurang maksimal akan memerosokkan manusia ke dalam derajat yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari binatang ka al-ana>m bal hum ad{all. Oleh karena itu, menjadi tugas pendidikan Islam untuk menjaga dan membentuk kepribadian manusia, sehingga ia menjadi manusia paripurna insa>n ka>mil yang mampu memaksimalkan peran dan tugasnya sebagai hamba yang mengabdi kepada Allah swt. a>bid dan menjadi khalifah Allah swt. di muka bumi khali>fah > al-ard}. [ ] Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017 485Psikologi dan Kepribadian Manusia....DAFTAR PUSTAKAAsy’arie, Musa. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an. Yogyakarta LESFI, Muhammad Fuad Abd. al-Mujam al-Mufahras li Alfa>z} Al-Qur’a>n Al-Kari>m. Beirut Dar al-Fikr, Rani Anggraeni. “Kepribadian Psikologi Al-Qur’an”, diakses pada 28 Juni Muhammad Utsman. Psikologi dalam Al-Qur’an Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, terj. M. Zaka al-Farisi. Bandung Pustaka Setia, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Gaya Media Pratama, dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta Kalam Mulia, 2009. Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung Mizan, Umar. Kontekstualitas Al-Qur’an Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur’an. Jakarta Penamadani, Aisyah Abdurrahman Bintusy. Manusia Sensitivitas Hermeneutika Al-Qur’an, terj. M. Adib al-Arief. Yogyakarta LKPSM, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung Remaja Rosdakarya, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Bumi Aksara, 2004. Aat Hidayat486 Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Agustus 2017halaman ini bukan sengaja dikosongkan ... Unsur yang berasal dari luar diri antara lain realitas/fakta dan informasi awal berupa ilmu pengetahuan. Hidayat 2018 berpendapat bahwa kepribadian dipengaruh oleh faktor lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup. ...Entin KurniatinPersonality and social character relate to good and bad human behavior. Personality and social character are the basis for knowing oneself which can help a person to control his desires, protect himself from deviant behavior and direct his life towards goodness and harmony in behavior. The phenomenon of the emergence of various personality deviations and social characters among the younger generation is a problem that must be resolved immediately because it will lead to disharmony in the life of society and the nation. Pesantren is an educational institution that can be a solution to solving moral problems that occur. The education held at the pesantren is very relevant in developing the personality and social character of students so that they become Islamic individuals. The purpose of this study was to determine the planning, implementation, and results of personality development and social character through habituation at Nurul Amal Ciamis Islamic Boarding School. This research uses a qualitative approach. Data collection techniques are carried out through interviews, observation, and documentation. The validity of the data in this study used triangulation techniques. The data analysis technique used is descriptive narrative. Data collection procedures use data reduction techniques, data presentation, and conclusions. The results of this study indicate that the planning for the development of the personality and social character of students through habituation at the Nurul Amal Islamic Boarding School through the creation of curricula, program activities, preparation of teaching human resources, and the availability of supporting infrastructure. The implementation of personality and social character development is carried out by asatidz and asatidzah with habituation through annual, semester, monthly, daily and spontaneous programs. The personalities of students that are formed are the correct faith, correct worship, morality, independence, broad insight, in good health, regular in matters, guarding time, fighting lust, and beneficial to others. Meanwhile, the social characters that are formed are social care, environmental care, tolerance, communication, and responsibility. Jarman ArroisiNovita Najwa HimayaDepression is one of the most common mental illnesses today. Due to the considerable influence of depression in daily activities, sufferers experience deep sadness and grief and even take solutions by suicide. Although some doctors and psychologists have presented many solutions, depression is still a rampant mental illness at any time. In this case, a Muslim psychologist of Afghanistan origin named Abu Zayd Al-Balkhi, explained the various causes of depression followed by its symptoms and factors. Not spared from symptoms and factors, Al Balkhi also explained the steps and solutions for people with depression. The method used by Al-Balkhi that has never been done by Muslim psychologists before is with cognitive theory. Regarding depression, Al Balkhi's discussion was supported by earlier Islamic scholars who also wrote in his work on the prevention of grief depression. This study used a literature study by collecting data and information on the importance of depression prevention and how to treat people with depression. The results of this study explain how important a person is in enduring feelings of sadness and loss that will result in depression. Hasan Elqudsyx Tafsir Tematik Ayat-Ayat Psikologis Buku yang berada di tangan pembaca ini, sebagaimana dikatakan oleh penulisnya adalah jilid pertama dari dua jilid yang rencannya akan menyusul. Di dalam jilid pertama ini dibahas 10 tema-tema penting terkait Psikologi Islam. Yaitu Jiwa Dalam Al-Qur`an; Tafsir Surat Al-Syamsy 7-10, Karakter Jiwa MuṬmainnah; Tafsir Surat Al-Fajr 27-30, Karakter Jiwa Lawwāmah; Tafsir Surat Al-Qiyāmah 2, Karakter Jiwa Al-Ammārah; Tafsir Surat Yūsuf 53, Perilaku Kehidupan Sengsara; Tafsir Surat Ṭāhā 124-127, Kepribadian Mukmin Dan Psychological Well Being; Tafsir Surat Al-Fajr 27-30, Sikap Hidup Materialisme; Tafsir Surat Al-JāṠiyyah 23-24, Sikap Hidup Istikamah; Tafsir Surat FuṢṢilat 30-32, Keluh Kesah Dan Adversity Quotient AQ; Tafsir Surat Al-Ma’ārij 19-35, Salat Dan Pengaruhnya Terhadap Jiwa; Tafsir Surat Al-Ankabūt 45. Karya ini diperkaya dengan berbagai rujukan tafsir klasik dan kontemporer serta beragam jurnal terkait. Menjadikan sebuah karya yang layak untuk dijadikan bacaan dan referensi bagi para pecinta kajian psikologi Islam. Dengan bahasa sederhana, penulis berusaha mendekatkan pemahaman pembaca kepada isyarat-isyarat psikologis yang terdapat dalam ayat Alquran. Metode tafsir tematik yang dipilih, menjadikan karya ini seperti hidangan siap saji, yang menjadikan pembaca terasa ringan untuk melahapnya. Adalah sebuah karya yang terbilang masih langka dan patut mendapatkan apresiasi. Sebuah karya yang insya Allah akan menjadi kontribusi besar dalam pengembangan psikologi Islam di Indonesia. Selamat Khoirunnisaa’The study of aspects of human behavior in a particular group which includes aspects caused by the influence of organizations on humans as well as human influences on organizations including organizational behavior. There are two factors that influence individual behavior towards Islamic educational institutions, namely internal and external factors. Internal factors include heredity heredity or innate. External factors include the environment, maturity or experience and education. While the individual behavior analysis variables include psychological, physiological and environmental variables. Psychological variables include perceptions, personality attitudes, learning and motivation. Physiological variables include physical abilities and mental abilities. And environmental variables include family, culture and social class. As an initial understanding to be able to understand individual behavior well, it is necessary to understand the characteristics inherent in individuals which include biographical characteristics, personality, perceptions and attitudes. The verses of the Qur'an relating to individual behavior form the basis that Islamic educational institutions have hinted that humans have positive and negative potentials in behavior, and in essence the positive potential of humans is stronger than their negative Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur'an. Yogyakarta LESFIMusa Asy'arieAsy'arie, Musa. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur'an. Yogyakarta LESFI, Psikologi Al-Qur'anRani DewiAnggraeniDewi, Rani Anggraeni. "Kepribadian Psikologi Al-Qur'an", diakses pada 28 Juni dalam Al-Qur'an Terapi Qur'ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, terj. M. Zaka al-FarisiMuhammad NajatiUtsmanNajati, Muhammad Utsman. Psikologi dalam Al-Qur'an Terapi Qur'ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, terj. M. Zaka al-Farisi. Bandung Pustaka Setia, Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta Kalam MuliaSamsul Ramayulis DanNizarRamayulis dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta Kalam Mulia, Al-Qur'an Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan UmatM ShihabQuraishShihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur'an Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung Mizan, Al-Qur'an Kajian Tematik atas Ayatayat Hukum dalam Al-Qur'anUmar ShihabShihab, Umar. Kontekstualitas Al-Qur'an Kajian Tematik atas Ayatayat Hukum dalam Al-Qur'an. Jakarta Penamadani, Pendidikan Islam. Bandung Remaja RosdakaryaAhmad TafsirTafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung Remaja Rosdakarya, ZuhairiniFilsafat PendidikanIslamZuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Bumi Aksara, 2004.

hadits tentang kelebihan dan kekurangan manusia